31 May PENTINGNYA PENERAPAN ISO 9001 BAGI PERUSAHAAN KONSTRUKSI
Untuk memastikan bahwa organisasi telah memiliki nilai dan kualitas dapat dilihat melalui sebuah standar yang diakui di kalangan bisnis. Sebagian besar perusahaan konstruksi (kontraktor) telah menerapkan ISO 9001 dalam menjalankan proses bisnisnya. Hal ini merupakan bentuk pengakuan bahwa Perusahaan terkait telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu dengan baik. ISO 9001 juga digunakan sebagai syarat untuk mengikuti tender.
Tujuan utama konstruksi adalah ketepatan besar biaya yang dianggarkan, ketepatan waktu pelaksanaan, serta kesesuaian kualitas yang dihasilkan dengan spesifikasi yang dimiliki. Mutu atau kualitas sebagai salah satu tujuan utama merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan konstruksi baik dalam memberikan jasa pelayanan maupun jasa konstruksi. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001. Selain untuk mendapatkan pengakuan publik, sertifikat ini juga dapat berguna bagi peningkatan kualitas dan sistem perusahaan konstruksi itu sendiri.
Kunci dalam pelaksanaan konstruksi adalah perencanaan terpadu. Jika jadwal perencanaan terlaksana dengan baik, hal ini dapat menentukan suksesnya pembangunan sebuah konstruksi. Pembangunan konstruksi tidak hanya berkaitan dengan pendanaan saja, namun juga dengan dampak lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan material, logistik, ketidaknyamanan publik pada pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen tender, dan sebagainya.
PRINSIP ISO 9001
ISO 9001:2015 memiliki 7 prinsip yang disingkat sebagai CLEPIER yaitu:
- Customer focus (Fokus pelanggan)
- Leadership (Kepemimpinan)
- Engangement of People (Pelibatan Orang)
- Process Approach (Pendekatan Proses)
- Improvenment (Perbaikan)
- Evidence-Based Decision Making (Pengambilan Keputusan Berbasis Bukti)
- Relationship Management (Manajemen hubungan)
CRITICAL POINT
Terdapat 5 critical point yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh perusahaan konstruksi, diantaranya:
1. Perencanaan Proyek
Perusahaan konstruksi harus memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan yang matang untuk setiap proyek yang ditanganinya. Perencanaan ini meliputi jadwal pelaksanaan proyek yang berisi jadwal detail tahapan pelaksanaan proyek dari awal hingga serah terima proyek ke owner, master drawing, bill of quantity, dan bill of material. Dimana telah berisi daftar kebutuhan material dari awal hingga akhir proyek. Disamping itu, agar proyek yang berjalan dapat menghasilkan kualitas yang konsisten organisasi perlu mempersiapkan Project Quality Plan (PQP) yang memuat standar kualitas pekerjaan baik untuk pekerjaan sipil maupun struktur. Misalnya, menyediakan standar mutu adukan, pengecoran, pembesian, pembetonan, pemasangan ubin, dan sebagainya. Sehingga dapat menghasilkan kualitas yang konsisten.
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan SDM sangatlah penting karena kualitas SDM akan menentukan nilai kualitas dari hasil pekerjaan. Banyaknya pekerja yang terlibat merupakan tantangan besar bagi Project Manager. Karena Project Manager harus memastikan bahwa para pekerja bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini penting agar semua pekerja benar memahami sistem manajemen mutu secara keseluruhan.
3. Pengadaan Material dan Peralatan Kerja
Pengadaan material dan peralatan kerja menjadi salah satu faktor penting bagi kelancaran sebuah proyek. Pembuatan bill of material yang tepat akan sangat membantu proses pengadaan material dan peralatan kerja. Walaupun, di tengah berjalannya proyek bisa saja terjadi penyesuaian pekerjaan baik bertambah atau berkurang. Agar organisasi mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan kontrol terhadap proses pengadaan, maka organisasi harus memiliki mekanisme pengadaan material yang cepat dan tepat, sehingga material yang dibutuhkan dapat tersedia tepat waktu. Hal ini juga merupakan upaya bagi perusahaan dalam menghindari hilangnya kontrol dalam proses pengadaan. Dengan prosedur dan mekanisme yang tepat, material dapat tersedia dengan cepat tanpa harus mengabaikan kontrol pengadaan.
4. Pemeliharaan Peralatan Kerja
Manajemen Aset merupakan critical point berikutnya yang harus diperhatikan oleh top manajemen. Dalam hal ini bagian General Affair atau Maintenance. Pemeliharaan merupakan hal yang berbeda dengan perbaikan. Pemeliharaan adalah upaya preventif agar peralatan yang dimiliki selalu dalam kondisi siap digunakan. Tanpa prosedur pemeliharaan yang baik, mesin atau peralatan bisa saja rusak pada saat dibutuhkan. Oleh karenanya, pemeliharaan mesin dan peralatan kerja adalah kewajiban.
5. Pemantauan Proyek
Pemantauan adalah hal yang wajib dilakukan agar proyek berjalan tepat waktu, sesuai spesifikasi, dan mendapatkan kualitas yang konsisten. Organiasi perlu membuat checklist agar proses pemeriksaan dan pemantauan proyek dapat dilakukan secara menyeluruh. Contohnya seperti checklist pemeriksaan pembesian, checklist persiapan pengecoran beton, dan sebagainya. Organisasi juga perlu melaksanakan Rapat secara rutin, baik mingguan maupun bulanan untuk memastikan bahwa projek berjalan sesuai rencana.
Poin-poin yang telah dijelaskan diatas bukanlah sebuah patokan. Namun merupakan gambaran besar terkait permasalahan yang sering ditemui di perusahaan konstruksi dalam menerapkan ISO 9001.
Lakukan konsultasi menyeluruh untuk menerapkan dan mendapatkan sertifikat ISO 9001 dengan mudah, tepat, dan cepat. Kama konsultan berkomitmen membantu klien memenuhi ekspektasi dalam meningkatkan kualitas bisnisnya.
Baca Juga;
SERTIFIKASI ISO 37001 SEBAGAI PERSYARATAN MENGIKUTI TENDER
Dokumen Persyaratan ISO 9001:2015
ISO 9001:2015 dan ISO 37001:2016 Sebagai Persyaratan SBU 2022